Siang itu, cuaca
ibukota sangat panas dan cerah.
Ditambah jalanan
yang penuh dengan metromini sedang “ngetem”.
Dalam istilah
per-angkutan umum, Ngetem adalah istilah dimana supir membiarkan kendaraannya
dipinggir jalan untuk menunggu penumpang. Entah betapa beraninya supir – supir ini
melanggar rambu lalu lintas hanya untuk berebut mendapat penumpang.
Tak ayal,
percekcokan antar supir metromini terjadi. Kata – kata kotor dan cacian keluar
dari mulut mereka. Penumpang hanya bisa diam tanpa ikut campur percekcokan
mulut antar dua supir muda itu.
Aku meraih sebuah
ponsel dari dalam ransel.
Satu buah pesan
masuk dariNya. “Sudah dimana? Masih lamakah?
Mau aku jemput?”.
Sebuah pesan singkat
dari dia yang telah mengisi hari – hariku di ibukota.
Dia yang selalu
menyempatkan waktu untuk bertemu ditengah kesibukkanNya.
Dia yang sibuk
dengan pekerjaannya di bidang hospitality dan aku yang sibuk dengan berbagai
liputan berbagai event di ibukota.
Kubalas smsnya
dengan singkat. “15 menit lagi”.
Entahlah, hari itu
aku merasa capek sekali. Capek akan liputan, deadline, dan juga tugas
perkuliahan yang menumpuk. Menjadi mahasiswa ekstensi memang menyita waktuku
untuk bersenang – senang disaat weekend. Belum lagi harus bersiap packing untuk
pekerjaan diluarkota esok hari.
***
Terlihat dari balik
jendela, seorang lelaki dengan wajah Timur Tengah duduk di kursi paling pojok. Disitulah
kursi favorit kami, kursi yang selalu kami tandai dengan bekas permen karet
yang kami letakkan dibagian bawah kursi. *Tindakan yang tidak perlu ditiru.
Sambil mengusap mesra
rambut wanita yang disayanginya, Arya berkata lembut “kan sudah aku bilang biar dijemput”. Rambutmu jadi bau sama asap
kan. Arya menggodaku.
“Tapi kamu tetep
suka sama aku kan” godaku.
“Mbak, minta menu dong”.
“kamu mau pesen apa, tar ??”
“whatever”
ucapku singkat.
Waffle with
chocolate ice cream dan tiramisu red velvet, ucapnya cepat.
Bener kan??? Aku pun
tersenyum bahagia ketika lelakiku masih ingat akan kesukaanku.
***
“Kamu kenapa tar? Kamu gak bisa nyembunyiin maslaah
diwajah ceriamu itu”. Arya kembali
mengusap rambutku dan mendekatkan kepalaku ke dadanya.
“kamu tuh kalo ada masalah, cerita ke aku tar. Pundak aku
selalu ada buat kamu bersandar”.
Kata – kata itu
berhasil buat aku mewek dan memeluknya dengan erat. Kecupan hangat didahi
membuatku semakin sayang dengan Arya. Lelaki yang begitu menyayangiku.
ilustrasi dari sini. |
Siapa yang
menyangka, sikapku yang cuek akan hubungan ini tidak membuatnya mundur.
Ia tetap seperti
dulu, selalu menghangatkan.
“Arya, aku harus ninggalin Jakarta” lirih, kalimat itu terucap dari bibirku.
Matanya tetap
menatapku hangat.
“kenapa?” pertanyaan
yang begitu lembut ia ucapkan.
Aku kembali
memeluknya erat.
“Aku bakal riset tentang sebuah desa unik di Bali. Desa
yang sedari dulu aku impikan untuk mengunjunginya dan memotret keunikan desa tersebut
dan kehidupan masyarakatnya”.
aaaaah aku tau
ucapnya. “Trunyan kah?”.
“Aku izinin kamu buat riset disanaaaaa, pulang ke
ibukota tugas kamu adalah menceritakan kepadaku akan keunikan desa itu. Daaaaan
satu hal yang terpenting, kamu harus jaga diri baik – baik, jangan menebar
pesona dengan pria asing disana.” “Karena pesona kamu hanya untukku”. Ucapan terakhir begitu menyentuhku.
“Kita harus buat janji disini, disudut kafe ini. Bahwa
kita gak bakal komunikasi apapun selama satu bulan aku riset”. Aku fokus
dengan risetku dan kamu harus fokus menegejar karirmu. Ucapku lantang. Okay DEAL!!!! “karena takdir yang mempertemukan kita, dan takdir pula yang dapat
emisahkan kita”, ucapnya. Aaaah gombaaaalll, aku menepuk punggungnya dan
kembali bersandar di pundaknya.
Suatu hari nanti,
aku bakal ngajak kamu ke pulau Dewata lagi dengan kendaraan yang aku beli dari
uang hasil keringatku sendiri. Kita bakal roadtrip dari Jakarta menuju Bali
hingga Pulau Komodo dengan kendaraan roda empat yang aku beli. Ucap Arya
bersemangat.
Dreams. Believe and
Make it Happen!!!
Kita lagi di masa
perjuangan untuk meraih apa yang kita mimpikan, ujarnya. “Aryaduta
Natanegara, how lucky I have you”. Bisikku lembut.
Waffle with
chocolate ice cream dan Tiramisu Red Velvet menjadi kudapan manis penutup
pembicaraan kami hari ini.
Teks : Astari Ratnadya
Foto : dari Sini
yaampun udah serius2 baca pas lihat di bawah eskrimnya menggoda banget o..o
ReplyDeletehunting kuliner di ibukota yoook kaaakkkk :)
DeleteJaga diri ya Tari jangan tebar pesona :)
ReplyDeleteAku bakal jaga diri, dimanapun aku berada mbak.
Deleteakuh kan gadis santun nan solehah :p
Kenalan dong maa Arya...eh Aryaduta nama hotel kan ?? Traveler fiksi hahay
ReplyDeleteAryaduta itu hotel kece yah bu hihihih.
DeleteArya itu siapa tarno?? Coba ceritain
ReplyDeletesebut saja dia lelaki tampan, wati wkwkkw~
DeleteDitunggu foto - fotonya kalau ke Trunyan Kak!
ReplyDeleteJadi, Arya itu pacar baru ? :p
hush husssh. ga boleh gosip dimarii.
DeleteSebulan itu bisa menjadi lama, ya. :D
ReplyDeleteSebulan terasa singkat kalo didekatnya mbak.
Deletetapi terasa lama bila jauh darinya wkwkkw.